Setiap tahun, umat muslim punya agenda rutin menjalankan ibadah shaum Romadhon. Untuk ibadah puasa, persiapan yang perlu dilakukan meliputi fisik dan mental. Secara fisik, kita harus menjaga kesehatan agar bisa menjalankan kewajiban puasa secara full. Secara mental, kita juga harus siap mengurangi jadwal tidur berkaitan dengan jadwal sahur. Lainnya, kita juga jauh-jauh hari menyiapkan diri untuk mencapai target ibadah yang ditentukan. Misalnya, khatam Al Quran selama Ramadhan. Tentu saja, jika ingin mencapai target itu, kita perlu menyusun strategi, terlebih kaum hawa yang jadwal puasanya berkurang sekitar seminggu.
Saya pribadi, sSebelum Ramadhan tiba, biasanya saya berusaha mengkhatamkan bacaan Al Qur'an.Sehingga, pas malam pertama Ramadhan, saya bisa langsung tancap gas tadarrus. Alhamdulillah, malam pertama Ramadhan kemarin, sudah ngelarin juz 2. Targetku, pas hari libur harus menyelesaikan minimal 2 juz. Setelah dua hari, alhamdulillah targetku tercapai, meskipun agak meleset. Sebenarnya, saya menargetkan Romadhon hari kedua bisa baca hingga juz 6. Ternyata gagal total.
Pasalnya, pas hari kedua ramadhan, saya hunting kebutuhan lebaran. Ya, sudah, plannku berantakan semua. Finally, aku cuma sampai juz 4.
Dengan kalkulasi tiap weekend bisa ngelarin empat juz,plus satu juz pas weekdays, maka kita bisa khatam pada hari ke-23 Ramadhan.
Sekali lagi, strategi ini diterapkan karena waktu puasa kaum perempuan berkurang sekitar seminggu. Jika kita tidak disiplin dalam mengalokasikan waktu, besar kemungkinan target kita tidak akan tercapai. Pengalaman saya dua tahun lalu, tidak bisa khatam karena keburu datang bulan. Padahal, waktu itu sudah juz 27. Hal ini, dikarenakan aku mengaji hanya satu juz tiap hari. Meski kadang juga dua juz pas weekend. Selain itu, aku tidak punya jadwal dan tidak merencanakan sebelumnya.
Apalagi yang bisa dilakukan selain khatam AL Qur'an?Ya banyak lah...Seperti berusaha dzikir pagi dan petang. Kalau aku pribadi, aku usahakan dzikir pas dalam perjalanan ke kantor. Kendati desak-desakan dan empet-empetan di KRL Ekonomi, aku berusaha dzikir. Justru makna dzikir kian terasa, kala kaki dan tanganku dijepit orang lain dan tubuhku nyaris ambruk karena tidak kuat menahan beban tubuh orang lain. Dzikir pun kian deras meluncur dari mulutku. Subhanallah alhamdulillah wa laailaahaillahhu Allohu Akbar.
Hal lain yang kulakukan adalah memperlebar jumlah penerima sedekah dan menambah frekuensi sedekah. Tapi, kalau untuk pengemis di stasiun dan pinggir jalan, aku akan berpikir seribu kali jika ngasih mereka. Karena banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Jadi, target penerima sedekah pun dipilih memang orang-orang yang berhak.
Apalagi yang bisa dilakukan untuk mendapatkan pahala berlipat di Bulan BONUS ini? Sebagai istri, saku berusaha memasak untuk buka puasa dan sahur tentunya. Yang pentin niat dan keihklasan kita menyediakan makanan sehat dan bergizi untuk keluarga. Kalau soal rasa, mungkin di luar kepala. Alias ga karuan rasanya hahaha.
Kebajikan lain yang bisa dilakukan adalah silaturahhiem ke saudara atau keluarga. Aku dan suami biasa melakukan silaturahhiem ke keluarga suami yang tinggal di Jakarta pas pertengahan Romadhon. Selain ke keluarga, juga silaturahiem ke teman,kolega, dan tetangga. Tentu, semua aktivitas itu dilakukan dalam rangka berlomba mendapat rahmah dan BONUS dari Allah Rabbul Izzati. So, selamat memperbanyak amalan kebajikan untuk meraih DOUBLE atau TRIPLE BONUS dari Sang Maha Kaya.