Kamis, 30 September 2010

LOMBA SURAT UNTUKMU, NAK

Ungkapkan perasaan hati Anda saat menunggu kehadiran buah hati di tengah keluarga Anda. Siapa tahu Anda berkesempatan memberi hadiah yang lebih istimewa berupa buku? Berikut ini informasi lomba yang diselenggarakan oleh Azkah Madihah:


DESKRIPSI LOMBA

Lomba ini terbuka untuk umum. Tujuan utamanya adalah untuk membuat buku berjudul sama, “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ibumu.” dan “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ayahmu.” Berisi ungkapan hati seorang calon ibu dan ayah yang ingin disampaikan kepada anak-anaknya kelak. Contoh penggalan surat ada dalam postingan ini: “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ibumu.” meski pun bukan merupakan format baku dalam penulisan surat, silakan berkreasi dengan jenis dan teknik penulisan maupun gaya bahasa.

PERSYARATAN LOMBA

Lomba penulisan surat ini memiliki persyaratan umum sebagai berikut:

1. Peserta diperkenankan memilih kategori surat yang diikutsertakan dalam lomba, yaitu:
1. “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ibumu.” Diperuntukkan bagi para perempuan, baik yang sudah menikah atau pun belum, yang belum memiliki anak. Diperkenankan bagi calon ibu yang sedang mengandung anak pertamanya.
2. “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ayahmu.” Diperuntukkan bagi para lelaki, baik yang sudah menikah atau pun belum, yang belum memiliki anak.
2. Lomba ini terbuka bagi kalangan umum, dengan latar belakang apa pun.
3. Surat merupakan karya sendiri, asli, bukan terjemahan maupun saduran karya orang lain, jiplakan, atau plagiat (karya orang lain).
4. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Panjang tulisan adalah 2 (dua) sampai 3 (tiga) halaman A4 dengan font Times New Roman ukuran 12 pt, spasi tunggal tanpa ilustrasi atau foto.
6. Karya tidak sedang dan belum pernah diikutkan dalam lomba lain.
7. Setiap penulis dapat mengirimkan lebih dari satu tulisan.
8. Peserta tidak dipungut biaya apapun.

PENGIRIMAN KARYA TULIS

1. Surat dikirimkan dalam bentuk attachment file Microsoft Word (.doc, .docx, .rtf) ataupun PDF ke email azka.madihah@gmail.com atau azka.madihah@yahoo.com beserta biodata penulis. Format bagi judul email adalah [Surat Untukmu, Nak: “Judul Surat yang Diikutsertakan dalam Lomba”].

2. Bagi yang memublikasikan karya suratnya di laman website atau weblog, mohon cantumkan URL postingan ini (http://azkamadihah.wordpress.com/2010/lomba-surat) dalam karyanya, agar semakin banyak yang mengetahui tentang lomba ini. Silakan cantumkan juga alamat URL postingan Anda tersebut dalam email yang dikirimkan ke alamat di atas.

3. Panitia paling lambat menerima file naskah surat paling lambat pada 6 Oktober 2010, berdasarkan Waktu Indonesia Barat (WIB) yang tercantum dalam format pengiriman e-mail penerimaan.

HADIAH

Hadiah yang disiapkan sebagai tanda penghargaan atas partisipasi peserta ialah:

Juara I Lomba Menulis “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ibumu/Ayahmu” (untuk satu orang, tidak dipisahkan antarkategori) memperoleh plakat, uang senilai Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah), dan novel “Rahim” karya Fahd Djibran.

Juara II Lomba Menulis “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ibumu/Ayahmu” (untuk satu orang, tidak dipisahkan antarkategori) memperoleh plakat, uang senilai Rp. 300.000,00 (lima ratus ribu rupiah), dan novel “Rahim” karya Fahd Djibran.

Juara III Lomba Menulis “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ibumu/Ayahmu” (untuk satu orang, tidak dipisahkan antarkategori) memperoleh plakat, uang senilai Rp. 200.000,00 (lima ratus ribu rupiah), dan novel “Rahim” karya Fahd Djibran.

Apabila buku jadi diterbitkan, setiap karya yang masuk ke dalam buku “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ibumu/Ayahmu.” akan mendapatkan sertifikat penghargaan dan satu eksemplar buku yang diterbitkan. Tanda penghargaan ini akan dikirimkan maksimal satu bulan setelah buku diterbitkan.

PENJURIAN

1. Penjurian akan dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama oleh juri seleksi tahap pertama yang dilakukan pada 6-13 Oktober 2010.
2. Penjurian tahap kedua dilakukan untuk menilai naskah yang lolos tahap pertama, dan dilakukan pada 14-21 Oktober 2010.

PENGUMUMAN PEMENANG

Pengumuman pemenang akan dilakukan pada 28 Oktober 2010 di weblog http://azkamadihah.wordpress.com.

KETENTUAN LAIN

1. Panitia memiliki hak menerbitkan tulisan-tulisan yang masuk menjadi sebuah buku dan memiliki hak atas pemasukan yang diterima dari buku tersebut.

2. Panitia membuka kesempatan berkorespondensi dengan pengirim karya melalui alamat email yang tercantum di atas. Dapat pula mengirimkan pertanyaan kepada Aisha (aachan_putri@yahoo.com).

3. Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat.

Sumber: http://azkamadihah.wordpress.com/2010/09/06/lomba-surat-untukmu-nak-dari-calon-ibumuayahmu

Ini Adik Dua

Ini Adik Dua
Fadhilla Berlian Nisa, ponakanku kedua, buah cinta kakakku Indang Nuryanti dan suaminya Ikhwan, umurnya baru 19 bulan atau belum genap 2 tahun kala adiknya, Muthia Salsabila lahir. Muthia hadir ke dunia pada Februari 2001. Sebagai balita, wajar jika Dhilla, sapaan akrab Fadhilla, butuh perhatian khusus dari kedua orang tuanya. Sayangnya, perhatian itu sedikit tereduksi sejak kehamilan ibunya hingga kehadiran adiknya.
Kehamilan Muthia memang tidak direncanakan. Kakakku juga sempat shok saat tahu ia mengandung. Padahal, saat itu umur Dhilla baru 10 bulan. “Ya kaget saja, ga menyangka kalau hamil,” kata dia. Pasalnya, jarak antara Dhilla dengan kakaknya, Andra Hidayat, lumayan jauh, 7 tahun.
Dengan kehamilan ketiganya itu, konsentrasi kakakku terbagi dua, Dhilla dan calon bayinya. Ia juga menyiapkan mental Dhilla sebagai kakak sejak dini. Sebisa mungkin ia memberikan pengertian bahwa tak lama lagi Dhilla akan memiliki adik bayi.
“Genduk arep duwe adik (Dhilla mau punya adik-Red)” begitu ibunya kerap bicara kepada Dhilla kecil. Namanya juga bayi, Dhilla tidak terlalu tahu konsep adik itu seperti apa. Ibuku juga ikut memberikan pengertian kepada Dhilla.
Namanya juga bayi, Dhilla kecil tidak terlalu mengerti konsep kakak adik. “Tapi sebisa mungkin aku mengenalkan adik barunya,” kata Mba, panggilanku untuk kakakku. Dhilla kadang suka memegangi perut ibunya. Dan saat itulah kakakku bilang,” Ini ada adik Dhilla di dalam perut ibu.”
Memendam Cemburu
Kesibukan mengurus Dhilla dan mempersiapkan kelahiran lumayan menguras energi kakakku. Beruntungnya ada suami, ibu, dan ibu mertua mba serta tetangga sekitar yang memback-up mengasuh Dhilla. “Ini sangat lumayan membantu. Dhilla yang mengurusi orang banyak,” kata kakakku yang sehari-hari waktu itu sibuk mengurusi usahanya, produksi bakso.
Pertengahan Februari 2001 kakakku melahirkan bayi cantik bernama Muthia di sebuah klinik di Kota Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Dhilla di rumah bersama ibuku yang notabene nenek Dilla. Sesampai di rumah, mba mengenalkan Muthia kepada Dhilla.
Reaksi yang muncul saat Dhilla dikenalkan pada adik barunya adalah melengos. “Kelihatan sekali kalau Dhilla marah.,” kata Mba menambahkan, “Apalagi setelah dia melihat ada makhluk mungil serupa dengannya berada dalam pangkuan ibunya.”
Dhilla langsung menangis saat ibunya menyusui Muthia. “Ia seperti tidak rela ASI yang dulu miliknya kini disusu adiknya,” kata Mba. Terlebih, setelah hamil, ASI kakakku tidak keluar. “Kasihan Dilla, ia minum ASI hanya sampai 10 bulan.” Praktis hanya air putih yang Dilla minum sejak ibunya mengandung hingga Muthia lahir.

Dhilla juga seperti melakukan aksi boikot. Beberapa hari setelah adiknya lahir, ia hanya diam. Padahal, Dhilla kecil suka berceloteh. Syukurlah, meski Dhilla kecil protes kepada ibunya, ia tidak sampai memusuhi Muthia. “Dhilla tidak pernah mencubit adiknya atau memukul. Ia malah kerap memegang adiknya. Meski cemburu, ia sayang kepada Muthia,” kata Mba.
Seperti tahu kondisi ibunya yang repot mengurus adiknya, Dhilla akhirnya lebih dekat ke ibuku. Sejak adiknya lahir, Dilla kerap main sendirian. Padahal usianya belum genap 2 tahun. Bahkan, yang mengharukan, ia kerap main sendirian di atas kursi bundar balita beroda sampai tertidur sambil memegang buku dan pensil. Sesekali ia mengeluarkan suara ta ta ta ta sambil memegang pensil dan buku. Jika sudah kelelahan, ia tertidur dengan buku di tangannya.
Jika sedang haus, Dhilla yang masih berada di atas kursi latihan jalan beroda itu akan berujar,“Mik nyu.” Artinya mimik banyu atau minum air putih. “Kadang ia juga bilang yuyus artinya susu (susu formula-Red), namun sangat jarang. Dhilla tidak suka susu formula,” kata Ibu.
Kendati terkesan biasa saja, tidak rewel, ternyata Dhilla memendam cemburu yang mendalam dengan adiknya. Selang sebulan kelahiran Muthia, tepatnya saat usia Dhilla 20 bulan ia jatuh sakit. “Badannya demam karena memendam cemburu,” kata Mba. Akhirnya kakakku merayu Dhilla untuk menyusu lagi. “Eh, setelah diberi ASI sembuh,” ujarnya. Sejak saat itu kakakku kerap menyusui keduanya. “Tapi yang diprioritaskan Muthia.”
Adiktu
Sejak lahir hingga berumur enam bulan Muthia kerap bangun tengah malam hingga pagi. “Kalau bangun Muthia pasti menangis,” kata Mba. Kerewelan Muthia membuat perhatian Mba pada Dhilla berkurang. “Kalau adiknya nangis terus, Dhilla kerap tidur sendiri. Biasanya Bapaknya yang menemani,” kata Mba.
Sering jika rasa cemburu Dhilla muncul, ia minta ibunya menyusuinya berbarengan dengan ibunya. “Kadang kalau aku lagi menyusui Muthia, ia bergelayutan di punggungku, minta ASI juga.” Dhilla akhirnya menyudahi ASI ketika berumur 2,5 tahun.
Dhilla kecil kemudian mengisi hari-harinya dengan bermain pasaran. “Kadang bikin sambal-sambalan dengan mengulek dedaunan sambil bilang tak enthek enthek tak uleg-uleg maksudnya aku nguleg sambel,” kata Ibu tersenyum. “Dhilla anak yang lucu. Kadang kalau lagi main pasaran, ia ditanya tetangga, lagi ngapain Lek. Dhilla menjawab lagi pacangna maksudnya lagi pasaran hehehe,” imbuh Mba.
Begitu selesai mandi, kata Mba, Dhilla akan main ke tetangga dan bilang,”Atu wayuk, atu mangi (Aku ayu, aku wangi) sambil memegangi pipinya yang berbedak.” Biasanya tetangga orang dewasa hanya bilang,”Masak sih nduk. Kok ga ada bau harumnya ya.”
Kerap kali Dhilla juga digoda oleh tetangga sebelah. “Nduk, adik aku ambil ya.” “Jangan, itu adiktu, adik dua (Jangan, itu adikku. Adik Dhilla).” “Ya, meski ia cemburu pada adiknya, ia nggak rela adiknya diambil orang,” kata Mba tertawa.
Sekitar umur 3 tahun Dhilla mulai menempatkan diri sebagai kakak. Ia sering mengajak ngomong adiknya. “Mba Dua. Ini adik Dua (Mba Dhilla. Ini adik Dhilla),” celoteh keponakanku bermata indah itu.

Nyatanya fokus perhatian seisi rumah kepada bayi Muthia begitu membekas dalam hati Dhilla. Ia merasa dinomorduakan. Hingga, saat ia bisa menulis, yang ia tulis di buku adalah setiap orang hanya sayang kepada adik. Tidak ada orang yang sayang kepada Dhilla. “Aku sedih membaca tulisan itu. Tetapi bagaimana lagi. Sebenarnya aku ingin member perhatian yang sama. Tetapi Muthia sangat rewel,” kata Mba.
Tangis Muthia
Hingga usia menjelang TK, Muthia selalu rewel. Ia kerap menangis keras dan menjerit hingga suaranya hampir habis. Saking kerasnya tangisan Muthia, orang se kampung bisa mendengar lengkingannya. Terkadang kalau kelamaan, keponakanku itu menangis hingga batuk dan seperti muntah.
Ada seorang teman kuliahku yang kala itu bermain ke rumahku sempat geleng-geleng kepala melihat tingkah keponakanku yang satu itu. “Dia itu menangis kayak menyanyi saja ya,” komentar temanku. Tangis Muthia seringkali terdengar. Ia menangis tidak mengenal waktu. Bahkan, tidak ada sehari pun yang terlewat tanpa tangisannya.
Bukan hanya teman kuliah yang gumon dengan tingkah Muthia. Keluarga besar dan tetangga pun heran melihat ‘hobby’ keponakanku membuat ‘nyanyian’. Muthia akan menangis kencang jika keinginannya tidak dipenuhi. “Kalau saat ini minta A, ya harus ada A.” jelas Mba.
Meski Muthia rewel, Mba tetap sabar. Imbasnya, perhatian ke Dhilla menyusut. “Dhilla tumbuh besar lebih banyak dengan Ibu,” kata Mba. Maka, yang dirasakan Dhilla adalah ibunya hanya sayang kepada Muthia. “Padahal sama-sama sayang. Hanya karena adiknya rewel luar biasa akhirnya perhatianku lebih fokus pada Muthia.”
Setelah kuamati, perilaku Muthia waktu kecil itu mungkin termasuk temper trantum. Menurut psikolog RSUD Cilacap Reni Kusumowardhani, temper trantum adalah suatu letupan amarah hebat yang terjadi pada anak usia 2 hingga 4 tahun untuk menunjukkan kemandiriannya dengan sikap negatif.
Penyebab temper trantum karena anak merasa frustasi apabila keinginannya tidak segera dipenuhi. “Mereka tidak mengenal kata ‘nanti’. Sehingga sulit untuk menunda atau menunggu pemenuhan atas keinginannya. Oleh karena itu, jika keinginannya tidak terpenuhi, anak balita akan merasa frustasi,” jabar Reni.
Menangis kencang, membuang sesuatu, kata Reni, menjadi sarana balita mengurangi rasa frustasinya. “Karena anak balita belum mampu mengontrol emosinya dan mengungkapkan marahnya secara epat,” jelasnya.
Ada beberapa situasi yang bisa memicu anak marah. Antara lain anak terlalu lelah, bosan, lapar, sakit, keinginannya tidak terpenuhi, tidak tahu apa yang diinginkan. Faktor lain adalah anak tidak mampu melakukan sesuatu sendiri, serta orang sekitar salah mengerti dengan yang ia maksud. Namun, ada juga lho temper trantum anak yang terjadi karena mereka meniru perilaku orang tuanya.
Karena perilaku ini terjadi hingga usia 4 tahun, menjelang 5 tahun Muthia berubah total menjadi anak manis. Ia tidak menunjukkan kerewelannya lagi. Yang membuat orang takjub, selain berperilaku manis, Muthia juga menjadi anak cerdas. Kini kedua keponakanku telah duduk di bangku kelas 4 dan 6 SD. Keduanya baik Dhilla maupun Muthia termasuk siswa berprestasi di sekolahnya. Keponakanku sayang anak impian masa depan. Semoga.
Tips Menangani Anak Temper Trantum
Tindakan preventif:
-Orang tua menjadi contoh yang tepat dalam menyalurkan emosi seperti saat ia marah.
-Tidak terpancing emosi saat anak marah.
-Beri penghargaan atau respon positif saat anak berperilaku baik.
-Siapkan mainan, buku cerita, dll yang menarik anak saat mengajak mereka ke acara yang kemungkinan membuatnya bosan atau lelah.
-Sering mengajak anak berkomunikasi tentang perasaannya.
-Beri perhatian cukup.
-Salurkan anak pada kegiatan positif.
Jika terlanjur temper trantum.
-Beri perhatian sewajarnya, jangan berlebihan
-Pegangi anak yang sedang marah tanpa mencederainya.
-Bersikap tegas, tetapi lembut, dewasa, peduli, dan positif.
-Alihkan perhatian anak dengan aktivitas lain.
-Kalahkan raungan tangis anak dengan suara tegas sehingga ia mendengarkan orang tua.
-Jangan memukul atau berucap kasar.
-Segera bawa anak ke tempat yang tenang, tidak terlalu ramai untuk menenangkannya.
Tips Mengasuh Balita dengan Jarak yang Berdekatan
-Berikan pengertian kepada kakak, kalau sebentar lagi ia akan mempunyai adik.
-Tanamkan pemahaman bahwa adik bukan saingan kakak, tetapi teman bermain yang menyenangkan.
-Tanamkan kebanggaan sebagai seorang kakak.
-Jangan dibedakan antara kakak dan adik. Misalnya segala hal mendahulukan untuk adik.
-Berikan penghargaan dan pujian jika kakak dan adik berperilaku positif.
-Berlaku adil dalam memberikan hukuman. Jangan membela adik karena ia masih kecil.
-Komunikasikan kepada kakak bahwa ayah dan bunda sangat menyayanginya, sama seperti menyayangi adik.
-Ajarkan meminta maaf jika kakak atau adik berbuat salah.
Susan Sutardjo

Rabu, 29 September 2010

Meminimalisir Korban Jiwa dengan Melek Gempa

Gempa tidak membunuh. Yang merenggut nyawa adalah material yang jatuh menimpa manusia. Melek gempa menjadi upaya meminimalisir korban jiwa.
Muthia, salah seorang keponakanku yang duduk di kelas 3 Sekolah Dasar swasta sepulang sekolah bertanya soal gempa kepadaku. “Tante, kenapa kalau terjadi gempa bumi kita mesti sembunyi di kolong meja ya?” “Agar tubuh kita terlindung dari reruntuhan, sayang,” jawabku. Muthia mengangguk. Ia kemudian cerita tanggap gempa yang diajarkan gurunya di sekolah.
Materi tentang gempa dan hal-hal yang harus dilakukan sebagai upaya penyelamatan ketika bencana itu terjadi memang mutlak diajarkan di sekolah. Tidak hanya di sekolah, sebagian perkantoran di Jakarta saat ini juga kerap mengadakan simulasi penyelamatan kala gempa melanda. Sirine akan dibunyikan dan karyawan keluar gedung melalui tangga darurat jika berada di lantai bertingkat.
Sosialisasi tindakan tanggap gempa seharusnya juga gencar dilakukan kepada masyarakat. Entah itu melalui forum PKK, arisan, pengajian, ataupun media televisi. Pemerintah melalui perangkatnya hingga tingkat kelurahan dan RT bisa membuat program sadar gempa.
Mengapa melek gempa urgen bagi kita? Menurut Sciense For a Changing World Indonesia termasuk negara rawan gempa. Hal ini dikarenakan negara kita terletak di cincin api pasifik dengan 452 gunung berapi dan terjepit tiga lempeng yakni Eurasia, Pasifik, Hindia Australia menyebabkan Indonesia salah satu lahan subur gempa. Mengapa demikian? Karena aktivitas tektonik akan aktif terus. Selain itu, rapuhnya batas kontinen juga ikut menyumbang terjadinya gempa. Wajar jika gempa menjadi bencana rutin yang memporak porandakan sebagian daerah di Indonesia.
Desember 2004 gempa dahsyat hampir 9 skala richter mengguncang sebagian Sumatera dengan tsunami mengiringinya. Kerusakan paling parah terjadi di Aceh dengan korban jiwa mencapai 283.106 orang. Disusul gempa di Nias, Kutacane, Aceh Tenggara, dan Bahorok Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, dan Padang Sumatera Barat pada September tahun lalu.
Seringnya gempa menggoyang Sumatera disebabkan gerak patahan di sepanjang pulau dan pergeseran bertemunya lempeng Indo-Asia dan Eurasia. Gempa akan terus mengancam hingga gerakan patahan mencapai titik stabil.
Malangnya, tidak hanya Pulau Sumatera yang rawan gempa. Gempa pernah meratakan sebagian rumah penduduk di Daerah Istimewa Yogyakarta, Tasikmalaya, dll. Menurut Badan Meteorologi Klimatalogi dan Geofisika (BMKG) sebagian besar wilayah Indonesia seperti Pulau Sumatera, Jawa, Maluku, Sulawesi, dan Papua rawan gempa. Penyebabnya tak lain adalah gerakan ketiga lempeng sekitar 3 hingga 4 cm tiap tahun.
Tindakan Saat Gempa
Dengan kondisi geografis rawan gempa maka setiap warga yang bermukim di daerah rawan gempa harus aware. Artinya, tanggap dan tahu apa yang harus dilakukan baik tindakan preventif sebelum gempa dan saat gempa mengguncang daerahnya. Karena yang berbahaya dari bencana gempa adalah material rumah dan benda tajam lain yang rubuh akibat aktivitas gempa.
Sebelum Gempa: Tindakan Preventif
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan warga dan pemerintah sebagai upaya preventif pencegahan korban jiwa.
-Bangunan Tahan Gempa
Masyarakat seyogyanya mendesain rumahnya tahan gempa. Demikian juga pemerintah, harus mendesain gedung perkantoran pemerintah dan mewajibkan perkantoran swasta dan pertokoan bandel jika diguncang gempang. Kalau pun desain rumah atau kantor tidak tahan gempa, sebisa mungkin material rumah tidak berbahaya. Misalnya tidak menggunakan genting beton yang beratnya lumayan untuk atap rumah atau perkantoran. Sebaiknya menggunakan material ringan sebagai atap rumah, perkantoran, dan pertokoan.
-Siapkan Sembako di Bawah Tanah
Saat gempa mengguncang, keberadaan sembako menjadi langka. Kita tidak bisa menggantungkan pada bantuan yang datang. Sebaiknya menyimpan sembako seperti mie instan, beras, dan biskuit di bunker atau bawah tanah dan diganti secara berkala. Mengapa di bawah tanah? Karena kalau disimpan seperti biasa kemungkinan besar sembako tertimbun karena tertimpa material bangunan.
-Simpan Air Mineral Galon
Komponen penting yang paling dibutuhkan saat gempa adalah ketersediaan air bersih. Karena biasanya jaringan listrik mati, bangunan runtuh, dan aktivitas transportasi kota lumpuh, maka air bersih menjadi langka. Simpan beberapa air mineral gallon di bawah tanah.
-Simpan Tenda, Sleeping Bag, Emergency Lamp, Lilin, Korek, dan Senter
Tenda diperlukan saat sebagian besar bangunan runtuh. Demikian juga senter dan emergency lamp atau lampu darurat, dan lilin sebagai alternative penerangan. Sleeping bag digunakan sebagai alas tidur.
-Kenali Lingkungan Rumah dan Kantor
Dengan mengenali lingkungan rumah dan kantor secara baik, kita akan lebih mudah ke mana kita akan keluar menyelamatkan diri dan mencari pertolongan.
-Kenali Lokasi Pintu, Lift, dan Pintu Darurat dengan Baik.
Kita tidak perlu mencari-cari lokasi pintu darurat, lift, jika sudah tahu secara baik lokasinya. Selain itu, saat gempa terjadi orang mudah panik. Sehingga proses keluar dari bangunan akan lebih lama.
-Simpan Dokumen Penting di Tempat Aman
Ijasah, sertifikat, dan surat berharga lain sebisa mungkin ditaruh di satu tempat yang mudah dibawa jika terjadi bencana.
Mencermati Sinyal Alam
Alam sejatinya memberikan sinyal kepada penghuni bumi. Tanda-tanda yang diberikan jika akan terjadi gempa bumi antara lain adanya awan di langit yang memanjang seperti angin tornado atau pohon atau batang dengan posisi berdiri. Selain itu juga adanya medan elektromagnetik seperti lampu menyala redup padahal sedang dimatikan, suara televise tidak jelas, atau tulisan di fax yang kita terima terlihat berantakan. Sinyal alam yang lain adalah banyak hewan yang lari atau menghilang. Sebagian mereka juga mengeluarkan suara.
Tindakan yang Dilakukan Saat Gempa
Nah, apa saja tindakan yang harus dilakukan saat gempa mengguncang. Hal ini sangat tergantung pada posisi di mana kita berada ketika gempa melanda.
-Di Mobil
Kurangi kecepatan, menepi ke bahu jalan. Turun, keluar dari mobil, mencari tanah lapang untuk mengantisipasi dari kemungkinan kebakaran mobil dan tertimpa bangunan. Jangan berada di dekat pom bensin, atau di bawah jembatan penyeberangan.
-Di Pantai
Lari menjauhi pantai sebisa mungkin. Langkah ini dilakukan sebagai antisipasi jika terjadi tsunami.
-Di Pegunungan
Hindari daerah yang kemungkinan terjadi longsong seperti di bawah lereng dll.
-Di Kantor
Keluar bangunan dengan tenang dan tertib melalui tangga darurat. Kepanikan hanya akan membuat tangga penuh dan proses keluar akan terhambat. Jangan gunakan lift atau tangga berjalan untuk menghindari listrik mati saat berada di dalam lift. Jika tidak memungkinkan keluar, bersembunyi di bawah meja untuk melindungi badan dari benda-benda tajam seperti kaca dan tembok yang runtuh.
-Di Pertokoan
Jika suasana panic dan semua orang berebut keluar, sebisa mungkin lindungi kepala dengan tas atau keranjang. Jauhi barang yang bertumpuk dan mudah tergelincir.
-Di Lantai Basement
Jangan panik, berjalan tenang ke arah tembok dengan kepala menunduk dan ditutupi tas hingga mencapai pintu keluar.
-Di Rumah
Matikan kompor jika sedang memasak. Keluar rumah dengan merangkak dan mencari tanah lapang guna menghindari keruntuhan material bangunan. Merangkak diperlukan karena kalau berjalan biasa akan jatuh karena terjadi bangunan. Ini bisa dilakukan jika jarak kita dengan pintu kurang dari 12 meter. Namun, jika jarak kita dengan pintu lebih dari 12 meter, lebih aman sembunyi di bawah meja atau kolong kasur untuk menyelamatkan diri dari bangunan rumah yang roboh.
-Di Jalan
Jauhi bangunan tinggi, papan reklame, tiang listrik, pohon yang kemungkinan akan roboh karena gempa. Waspada juga pada kondisi jalan, apakah merekah atau tidak.
-Di Kereta Api
Tetap tenang, jangan panik sambil melindungi kepala dengan tas menuju pintu keluar. Jauhi tiang kereta. Ada kemungkinan kereta akan berhenti karena aliran listrik mati. Tetap tenang berjalan ke pintu keluar.
-Mencari Informasi
Kepanikan kerap membuat seseorang melakukan tindakan yang salah. Untuk itu dipelrukan informasi yang memberikan panduan langkah penyelamatan.
-Berdoa
Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa merupakan upaya dan bentuk kepasrahan manusia dalam mendapatkan keselataman dari Sang pemilik alam.

Susan Sutardjo