Selasa, 26 April 2011

Jelang Pernikahan Pangeran William-Kate Middleton

Selasa, 26 April 2011 - 16:53 wib

Kate Middleton-Pangeran William (Foto: People) JELANG pernikahan akbar kerajaan Inggris abad ini, Kate Middleton selalu menjadi buah bibir, baik tentang perancang gaun pengantin, aksi sosial yang dilakukan, hingga sajian untuk para tamu pada 29 April mendatang.

Perancang Gaun

Kate Middleton mengikuti Putri Diana pada tahun 1981 sewaktu menikahi Pangeran Charles. Middleton merahasiakan siapa yang akan membuat gaun pengantinnya. Bedanya, jika nama desainer gaun Putri Diana bocor sebulan sebelum pernikahan, rahasia Middleton masih aman.

Sophie Cranston, yang dikabarkan menjadi perancang gaun pengantin sang calon putri, baru-baru ini membantah hal tersebut. Kepada Telegraph, Cranston mengatakan brand miliknya, Libelula, tidak membuat gaun pengantin Middleton.

“Kami tidak mendesain gaun pengantin Kate Middleton. Kami, seperti juga semua orang, tidak sabar menanti rahasia itu terkuak,” papar Cranston.

Penata Rambut

Gaun pengantin memang mendominasi pemberitaan pernikahan William dan Kate, namun bukan berarti dunia kecantikan tidak ikut sibuk.

Sumber anonim mengatakan bahwa rambut Kate Middleton akan ditata oleh seorang penata rambut senior, James Pryce. Penata rambut langganan Middleton, Richard Ward, telah mengonfirmasi bahwa dirinya bukanlah orang yang akan menata rambut sang calon putri pada hari pernikahannya.

Sreaming You Tube

Pangeran William dan Kate Middleton akan mengambil sumpah suci mereka di hadapan jutaan pemirsa melalui streaming You Tube.

Keduanya telah memberi izin kepada pihak You Tube untuk mendokumentasikan secara langsung upacara pernikahan selama empat jam di Westminster Abbey, begitu juga saat ciuman pertama mereka sebagai suami-istri di balkon Istana Buckingham.

Istana Wesminster Abbey

Berbeda dengan pernikahan Pangeran Charles dan Putri Diana yang menggunakan kereta kuda sebagai kendaraan pernikahan, Pangeran William dan Kate Middleton memilih menggunakan mobil untuk datang ke Westminster Abbey dan kemudian menggunakan kereta dalam parade menuju Istana Buckingham.

Adapun Middleton telah memilih Rolls-Royce Phantom VI sebagai kendaraan yang akan mengantarnya menuju Westminster Abbey. Kendaraan yang sama juga digunakan sebagai kendaraan pernikahan Pangeran Charles dan Camilla Parker-Bowles di pernikahannya pada 2005 silam

Cincin Kawin

Istana St.James telah mengomfirmasi bahwa Pangeran William tidak akan mengenakan cincin kawin setelah menikah. Dalam pernyataan kepada media, perwakilan Istana St.James menyebutkan hal tersebut berkaitan dengan alasan personal sang Pangeran. Adapun Middleton akan menggunakan cincin kawin tradisional yang terbuat dari emas Wales dan merupakan bagian dari warisan keluarga.

Lagu Pernikahan

Lagu pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton akan bisa diunduh oleh para fans, segera setelah upacara pernikahan berakhir. Lagu pernikahan tersebut diproduksi oleh produser rekaman nominator Grammy Award,Anna Barry, dan bisa dibeli melalui ITunes.

Resepsi Pernikahan

Seusai upacara, resepsi pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton akan diadakan di Istana Buckingham dengan Ratu Elizabeth sebagai tuan rumah.

Pihak Istana Buckingham menyatakan terdapat 19 ruangan yang akan digunakan sebagai lokasi resepsi, termasuk ruang makan kerajaan, ruang putih, ruang biru, serta galeri tempat kue pernikahan akan diletakkan.

Aksi Sosial

Pangeran William dan Kate Middleton telah meminta kepada semua tamu undangan untuk memberikan sumbangan kepada organisasi amal yang telah mereka pilih sebagai bentuk hasiah pernikahan.

Keduanya telah memilih 26 organisasi dan yayasan amal dengan beragam isu yang menjadi fokus perhatian keuduanya, termasuk di antaranya Christchurch Earthquake Appeal yang menangani korban gempa, Army Widows Association yang memfokuskan diri membantu para janda veteran perang, dan Beat Bullying yang menangani kasus-kasus bullying dan kekerasan di sekolah.

Sajian Tamu

Kepala Koki Istana Buckingham Mark Flanagan mengnonfirmasi dirinya beserta seluruh staf dapur istana akan menyediakan makanan khas Inggris dengan sentuhan menu tradisional Wales untuk tamu undangan yang berjumlah 600 orang.

Kue pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton akan terdiri atas dua macam, pertama tradisional fruit cake berhias gula-gula bunga yang akan dibuat oleh Fiona Cairns. Kedua, kue favorit sang pangeran, kue cokelat dari McVitie`s.


(SINDO//nsa)

Jumat, 15 April 2011

Mau Berat Badan Cepat Turun? Makan Perlahan!

Penulis: Nadia Felicia | Editor: NF
Senin, 24 Mei 2010 | 15:34 WIB


KOMPAS.com - Ahli kebugaran, Pamela Peeke, MD, pernah mencoba menghitung seberapa cepat orang makan makanan saat diberikan konsumsi di atas pesawat. Rata-rata, ia menghitung, orang bisa menghabiskan makanannya dalam waktu 7 menit untuk menu pembuka, utama, dan pencuci mulut. Hal ini bukan sesuatu yang baik, karena menurutnya, dibutuhkan setidaknya 20 menit untuk perut setelah mencerna makanan lalu mengirimkan pesan bahwa perut sudah kenyang.

Mereka yang makan perlahan, atau dikenal pula dengan mindful eating, memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang rendah. Mereka, yang menjalankan kebiasaan ini hanya makan saat mereka merasa lapar dan berhenti ketika mulai kenyang. Sementara, kebanyakan kita, tahu kapan merasa lapar, tapi berhenti dan merasakan perut sudah kenyang adalah cerita lain. Kebanyakan kita, terbiasa makan terburu-buru yang penting banyak, padahal makanan butuh waktu untuk mencapai lambung. Ketika kita makan cepat, kita cenderung memasukkan banyak makanan tanpa berpikir bahwa sebenarnya jumlah makanan yang sedikit itu sebenarnya sudah cukup untuk pencernaan merasa kenyang.

Penduduk Jepang, tepatnya daerah Okinawa, mengurangi asupan kalorinya dengan melakukan ritual makan. Sebelum mereka mulai makan, mereka mengatakan "hara hachi bu", yang diartikan dengan "makan hingga perut 80 persen penuh". Hal ini sepertinya menjadi resep sukses penduduk Okinawa yang secara rata-rata mengasup 10-40 persen kalori lebih rendah ketimbang penduduk Amerika.

Sementara studi oleh Fred Hutchinson Cancer Research Center menemukan bahwa mereka yang secara rutin berlatih yoga memiliki tubuh yang lebih ramping ketimbang mereka yang berlatih fitnes atau pejalan kaki. Praktisi yoga terbiasa untuk memerhatikan napasnya, dan ternyata hal ini juga berlaku saat mereka makan. Mereka tetap berlatih pernapasan saat makan.

Hiang Marahimin, Senior Editor di salah satu majalah kesehatan di Indonesia, mengatakan, bahwa kita harus terbiasa untuk makan perlahan, karena selain untuk memberi waktu agar lidah bisa menikmati cita rasa yang ada pada makanan, juga baik untuk memberi pencernaan menyerap utuh kandungan nutrisi pada makanan.

Mengenai pendekatan ini, menurut Pamela, ketimbang berkonsentrasi pada apa yang Anda makan, Anda memerhatikan bagaimana cara Anda makan (mengunyah makanan dan minum). Ketika Anda melakukan hal ini, Anda akan mulai memertanyakan kualitas makanan Anda, yang bisa jadi berujung pada pemilihan bahan makanan, mencari yang lebih enak dan lebih sehat.


Sumber: WebMD

7 Jurus Langsing

KOMPAS.com — Anda sirik enggak, sih, melihat teman Anda yang selalu terlihat ramping? Padahal, mereka tidak terlihat repot berdiet atau olahraga untuk mempertahankan berat badannya.

Sebenarnya, mereka bisa tetap langsing bukan sekadar karena gen, tetapi juga karena kebiasaan-kebiasaan mereka. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa perubahan kecil dan seolah tanpa upaya (seperti yang dilakukan perempuan-perempuan langsing ini) yang terjadi setiap hari, bisa membuat berat badan turun perlahan dan berkelanjutan. Artinya, tidak menjadi diet yo-yo di mana berat badan cepat turun dan cepat naik lagi. Yuk, kita lihat saja bagaimana kebiasaan mereka.

Senang minum teh
Teh memiliki kandungan catechin, antioksidan di dalam teh yang mempercepat pembakaran kalori. Perempuan yang mengasup catechin dalam level tertinggi berat badannya cenderung akan berkurang selama 14 tahun, daripada mereka yang jarang minum teh. Menurut studi yang diterbitkan di The American Journal of Clinical Nutrition, kandungan catechin tertinggi ada pada teh hijau dan teh putih.

Memilih makanan rumahan
Cobalah menu hidangan ala dapur orang Jepang, yang banyak menyajikan masakan dari ikan, sayuran, nasi, kedelai, mi, teh, dan buah. Semuanya diolah dengan cara sederhana. Cita rasanya yang khas berasal dari minyak kanola, bawang, wortel, dan bokchoy. Tetapi, kurangi sodium (yang merupakan kandungan dalam garam), begitu saran Lilian Cheung, RD, DSc, Direktur Health Promotion and Communication di Department of Nutrition, Harvard School of Public Health.

Rutin sarapan
The American Journal of Clinical Nutrition melaporkan, orang yang terbiasa sarapan cenderung memiliki lingkar pinggang 5 cm lebih kecil daripada mereka yang enggan sarapan. Sarapan bisa mendorong metabolisme, menyebabkan Anda mengurangi produksi enzim yang meningkatkan kolesterol.
Makan dengan perlahan bisa membantu Anda untuk tetap kurus. Mereka yang membutuhkan waktu 30 menit untuk mengonsumsi semangkuk es krim akan menciptakan lebih banyak hormon "kenyang" daripada mereka yang terbiasa makan dengan cepat, demikian hasil penelitian yang dimuat di The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. Saat bersantap, hindari sambil nonton TV agar Anda bisa berkonsentrasi dengan makanan lezat yang ada di hadapan Anda.

Biasakan melakukan hal yang rutin
Misalnya, makan pada jam yang sama setiap hari. Para peneliti dari Salk Institute for Biological Studies di La Jolla, California, mendapati pada tikus yang makan sesuai jadwal dan berpuasa selama 12 jam pada malam hari, livernya mengaktifkan gen yang membakar lebih banyak gula dan lemak. Percobaan ini memang tidak diujikan pada manusia, namun jika membiasakan diri untuk makan malam pukul 19.00 tiap malam bisa membantu menurunkan berat badan, kenapa tidak?

Awali dengan air putih
Minum dua cangkir air putih sebelum makan akan membantu Anda menurunkan berat badan 2,2 kg lebih banyak daripada mereka yang tidak minum air sebelum makan. Penelitian dari Virginia Tech ini juga mengungkapkan, air bisa membuat Anda kenyang sehingga Anda cenderung mengurangi makanan hingga 75-90 kalori. Untuk memulai kebiasaan ini, coba minum air putih saat Anda masih menyiapkan makan atau menunggu pesanan Anda tiba di restoran.

Menimbang badan
Menimbang badan ternyata perlu dilakukan secara rutin, setidaknya sekali dalam seminggu. Sebab melihat jarum timbangan bergerak ke kanan bisa menjadi sinyal bahwa Anda perlu mengurangi makan dan mulai berolahraga sebelum berat badan terus naik. Kebiasaan inilah, menurut Minneapolis Heart Institute Foundation, yang membantu Anda untuk mendapatkan berat yang stabil tanpa berdiet.


Sumber: SELF
Penulis: Felicitas Harmandini

Bangun Kebiasaan Baik Anak dari Rumah

Editor: Dini
Jumat, 15 April 2011 | 14:25 WIB
Dibaca: 1548
Komentar: 0
SHUTTERSTOCK
Gunakan peraga untuk menunjukkan berapa banyak gula dan garam yang terdapat dalam makanan.
Artikel Terkait:

* Pentingnya Peran Ayah Mengasuh Anak Sejak Balita
* Balita Perlu Diajarkan 6 Ketrampilan Ini!
* 5 Cara Melatih Anak Jadi Pemimpin
* 3 Kepribadian Anak dan Cara Hadapinya
* 6 Pilar Pengasuhan Positif pada Anak

* GramediaShop : The Tenth Circle
* GramediaShop : Anatomi Kengerian

KOMPAS.com - Sekolah berawal dari rumah. Sebelum berguru dengan pengajar di sekolah, anak-anak lebih dulu mendapat pendidikan dari orang tuanya. Kita menyebutnya pelajaran keterampilan hidup. Menurut Toge Aprilianto, MPsi, dalam bukunya Saatnya Melatih Anakku Berpikir, keterampilan hidup dapat mengembangkan potensi yang dimiliki anak secara optimal. Hal inilah yang nantinya akan memampukan anak menjalani kehidupannya dengan nyaman.

Lantas, bagaimana jika anak menunjukkan perlawanan saat kita berusaha untuk memasukkan ketrampilan itu ke dalam dirinya? Menurut Hal Edward Runkel, terapis keluarga sekaligus penulis buku Scream Free Parenting, perlawanan timbul karena orang tua menempatkan posisinya sebagai "pemerintah" dan "penuntut" pada anak. Padahal, tidak harus sampai begitu. Kita bisa menerapkan trik-trik pintar yang memudahkan anak menyerap apa yang kita ajarkan.

Lebih lanjut, coba telusuri apa saja contoh ketrampilan yang perlu dimiliki anak. Lalu, terapkan dengan tanpa harus terlalu memaksa sesuai tahapan usia. Tak perlu adu kata-kata, atau bahkan adu otot.

Usia 2-5 tahun
Toge mengemukakan, pada usia inilah, anak biasanya memiliki kemampuan dasar untuk membangun ketrampilan memilih yang enak dan menolak yang tidak enak. Pada masa ini, anak juga mulai belajar:

1. Melepas dot atau bantal kesayangan
Caranya: Alihkan perhatian anak dari dotnya. Coba berikan ia mainan pengalih seperti boneka atau buku. Jadi, jangan sampai kita mengambil paksa dotnya, tapi tak memberikan ia pengalih apapun. Anjuran ini juga diungkapkan oleh Joshua Sparrow, MD, asisten profesor psikiater di Harvard Medical School sekaligus tim penulis buku Touchpoints Three to Six: Your Child Emotional and Behavioral Development.

Lakukan saat: Anak sudah sanggup memilih apa yang ia inginkan. Bila belum, anak biasanya memilih alternatif yang kita sebut terakhir. Misalnya, kita sediakan "dot atau mainan", maka anak akan menjawab "mainan". Begitu juga sebaliknya, "mainan atau dot", maka anak akan menjawab "dot".

2. Kosakata baru
Caranya: Perkenalkan sebanyak mungkin kata baru. Gunakan kartu kosakata bergambar. Latih juga kemampuan anak dalam mendengar, misalnya dengan memutar video atau lagu. Plus, tak usah ragu mengenalkan istilah baru meski tak lazim.

Lakukan saat: Mengisi waktu luang dengan anak lewat bermain dan mengobrol. Ayah dan ibu sebaiknya melakukan ini bersama-sama. Mengenai hal ini, penelitian dari Journal of Applied Psychology dilakukan terhadap keluarga di mana ayah dan ibunya sama-sama bekerja. Hasilnya: sosok ayah berperan besar mengembangkan bahasa anak, khususnya di usia 2-3 tahun.

3. Berkenalan dan bersalaman
Caranya: Ajarkan metode 3B: beri senyuman, berdiri tegak, dan berkata lantang. Plus, 3M: mengingat nama, menyebutkan ulang, sambil menjabat tangan. Ini saran dari Sheryl Elberly, penulis buku 365 Manners Kids Should Know.

Lakukan saat: Anak ingin memulai percakapan dengan orang baru. Beri pengertian agar anak tidak menolak ajakan perkenalan atau malah menjauh. Selain itu, latih juga ia untuk selalu mengucapkan nama temannya ketika akan berpisah. Cara ini efektif untuk menumbuhkan rasa percaya diri sekaligus melatih kemampuan mengingat.

Usia 6-9 tahun
Pada tahapan usia kali ini, Toge menyampaikan bahwa kemampuan anak semakin berkembang. Mereka sudah mulai membangun keterampilan memperjuangkan keinginan, menghadapi akibat, dan menciptakan solusi. Di usia ini anak bisa diajak belajar:

1. Minta bantuan ketika tersesat
Caranya: Minta anak untuk mengingat nama ayah atau ibunya. Juga kenalkan anak pada sosok polisi, kasir, atau resepsionis. Katakan, jika tersesat hampiri mereka untuk minta tolong.

Lakukan saat: Kita dan anak tengah berada di tempat umum seperti pusat perbelanjaan. Ajari anak sambil bermain simulasi. Ketika di mal, katakan padanya, "Ayo kita bermain. Pura-puranya kamu sedang tersesat. Kira-kira apa yang akan kamu lakukan?"

2. Menerima dan merespon kritikan
Caranya: Bantu ia memahami konsep konsekuensi. Ajarkan konsekuensi jujur seperti, "Kalau kamu nakal, kamu tidak akan disukai teman-teman."

Lakukan saat: Ia berbuat salah. Beritahu apa kesalahannya, lalu tegurlah dengan nada tegas namun tak menghakimi. Beri juga mereka waktu untuk mencerna dan merasakan emosi yang timbul. Jika sudah tuntas, jangan diungkit-ungkit lagi kesalahannya.

3. Memecahkan masalah dengan tenang
Caranya: Tumbuhkan rasa kemandirian anak. Abaikan jika ia minta dibela. Orang tua cukup mengawasi, tapi tak ikut campur. Begitu anjuran dari Anthony Wolf, psikolog anak dan penulis buku Mom, Jason's Breathing on Me! The Solution to Sibling Bickering. "Dengan rasa mandiri, anak akan terbiasa menyelesaikan masalahnya secara tenang," kata Derrek Lee, pendiri Chicago Cubs. Ini jauh lebih menguntungkan ketimbang anak bereaksi dengan kasar.

Lakukan saat: Kita tengah mendampingi anak menyaksikan tayangan televisi, baik berupa berita ataupun film. Penting untuk menjelaskan pada mereka bahwa adegan kekerasan bukanlah jalan terbaik dalam menyelesaikan masalah.

Usia 10 +
Selanjutnya, pada tahapan usia ini, Toge bilang, anak sudah mulai menentukan perilaku dan mengatur strategi sebagai pelengkap keterampilan hidup. Misalnya, anak mulai belajar:

1. Berempati dan sabar
Caranya: Sering bertanya kepada anak mengenai pendapatnya jika berada pada situasi yang sulit. Sebagai contoh, "Kalau temanmu sakit, sikapmu bagaimana?" Menurut Runkel, melatih anak menjawab pertanyaan seperti ini akan membantu mengasah emosinya.

Lakukan saat: Kita mengantar anak ke sekolah, makan di luar, atau tengah berdua dengannya. Jika kita menemukan jawaban yang kurang pas, beri respons dengan lembut dan arahkan dia untuk punya pandangan positif.

2. Membaca label kemasan
Caranya: Bantu anak memahami istilah pada kemasan. "Anak akan cepat belajar memilih makanan jika diajari secara berkala," kata David Katz, MD, MPH, asisten profesor bidang kesehatan masyarakat di Yale University. Trik lain: Gunakan peraga untuk menunjukkan berapa banyak gula dan garam yang terdapat dalam makanan. Atau bisa juga dengan mengikuti panduan makan sehat bagi anak di situ-situs kesehatan.

Lakukan saat: Berbelanja bulanan atau berburu jajanan bersama. Tunjukkan berbagai variasi makanan yang lebih sehat di antara makanan lainnya. Lalu, biarkan anak menentukan pilihannya. Jika ia memilih jajanan tak sehat, beritahu kalau zat ini tak baik bagi tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

3. Menggunakan kebebasan
Caranya: Gunakan sistem imbalan. Misalnya, anak baru boleh main kalau ia sudah selesai mengerjakan tugas. Sepakati juga berapa lama jam main anak. Lalu tanyakan, ia akan bermain ke mana. "Kalau anak punya alasan logis, setujui saja. Jika tidak, maka sudah selayaknya kita melarangnya," kata psikolog Janet Edgette.

Lakukan saat: Anak sudah bisa memutuskan mana hal yang prioritas yang mau ia kerjakan. Plus, kalau anak sudah pandai membagi waktu dan mengatur jadwalnya sendiri, serta mampu menyelesaikan semua tugas-tugasnya dengan baik.

(Prevention Indonesia/Intan Sari Boenarco/Siagian Priska)

Minggu, 03 April 2011

Kenapa Takut Mati?

Siapa sih di dunia ini yang tidak mati. Meski kematian pasti datang, sebagian besar kita takut mati. Dan pura-pura akan hidup selamanya. Sehingga, menganggap tidak ada kehidupan setelah datangnya kematian. Sikap ini dibarengi dengan minimnya persiapan datangnya kematian. Juga mengenal apa yang disebut kematian.
Kematian menjadi hal tabu yang dibicarakan dalam sebuah keluarga. Padahal pembahasan tentang kematian dalam Islam sudah dicontohkan dalam perbincangan Lukman dengan anak-anaknya yang dimuat dalam QS Lukman. Namun, kebanyakan orang tua jarang sekali menyinggung kematian kepada anak-anaknya.
Ada sebuah dialog yang membuatku trenyuh yang diceritakan teman saya yang berprofesi sebagai dokter spesialis kanker anak. Pasien anak penderita kanker rata-rata belum mengenal kematian. Salah satu anak bertanya kepada dokter itu,”Pak dokter, kalau aku mati, apa seperti kucing yang mati tertabrak di pinggir jalan?” Pasien anak lain ada yang bertanya,”Pak dokter, apa kalau sudah mati temanku di kuburan itu cacing. Aku takut cacing.”
Ah, anak-anak yang seharusnya menatap masa depannya sebagai generasi penerus keberlangsungan hidup harus bertarung dengan penyakitnya dan menyambut datangnya ajal. Mendengarnya saja airmataku jatuh satu-satu.
***
Berbicara kematian terasa kian nyata ketika kita sakit atau menjenguk teman, keluarga yang sedang sakit parah. Minggu ini minggu menyedihkan. Bagaimana tidak. Dalam seminggu ada tiga orang teman yang dirawat di rumah sakit. Satu orang teman, masih sangat muda, baru berusia 23 tahun divonis dokter menderita jantung. Bukan hanya berbicara penyakitnya yang lumayan serius, ketika menjenguk teman tadi, aku juga seperti ditampar betapa mahalnya nikmat kesehatan yang kerap kita abaikan.
Selama dirawat seminggu, biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan jantung teman tadi lebih dari Rp 30 juta. Betapa mahalnya organ yang diciptakan Tuhan. Dan kita jarang bahkan lupa bersyukur atas nikmat sehat kita yang diberikan Tuhan secara gratis.
Usai menjenguk teman yang sakit jantung, sabtu kemarin menengok teman yang sakitnya kombinasi medis dan mistik. Temanku itu lumpuh, tidak bisa berjalan. Tubuhnya hanya tinggal tulang belulang. Sudah tujuh tahun hidupnya hanya dihabiskan di atas kasur. Ada dokter yang memvonisnya sakit lupus. Tetapi dokter lain mendiagnosa temanku itu kanker kulit. Entahlah mana yang benar.
Di luar dua vonis tadi, temanku sendiri bilang ada unsure ghaib yang berperan. Ia bilang sakitnya tidak murni medis. Percaya tidak percaya, aura mistik dalam penyakit temanku itu memang terasa kuat. Bahkan, saat aku berada di sampingnya bulu kudukku berdiri. Temanku bilang karena aku bersih sering puasa, maka aku sensitif dengan keberadaan mereka.
Kondisi temanku tadi sangat parah dengan batok kepalanya mengecil. Hebatnya, ia masih optimis sembuh. Aku juga memberikan support ke dia agar berjuang melawan penyakitnya. Ada satu hal yang baru kuketahui kemarin. Ibunya temanku bilang kalau temanku takut ajal menjemputnya. Ia meminta ibunya yang kondisinya buta selalu menemaninya. Ia takut kematian menjemputnya. Bahkan temanku pernah bilang, badannya terasa dingin tiap ada jenazah lewat rumahnya.
Kematian hal yang pasti terjadi. Bagaimana cara kita memandang kematian itu yang membuat persepsi atas takdir pasti manusia itu berbeda. Manusia dewasa pasti tahu kematian itu apa. Yang tidak manusia ketahui adalah kapan kematian dan bagaimana kematian itu datang dan bagaimana kehidupan setelah mati.
Sebagian besar agama meyakini adanya kehidupan setelah mati. Yang hilang adalah jasad manusia yang merupakan materi. Sedangkan ruh itu bukan materi, sehingga ia tidak hancur. Kematian bukan akhir segalanya atau terminasi, tetapi masa transisi dari alam dunia ke alam baru (Komaruddin Hidayat:”The Wisdom of Life”).
Bagi sufi, kematian ibarat malam pengantin. Bertemunya manusia dengan kekasih sejatinya. Sehingga kematian terkesan indah. Bagi mereka, kehidupan setelah mati itu indah. Karena itulah yang dinanti, bertemu dengan Sang Kekasih, Cahaya di atas Cahaya, Pencipta Semesta.
Ya, kematian adalah bertemunya ruh kita dengan pemilik kehidupan. Pertemuan itu tak lepas dari pertanggungjawaban amalan manusia selama hidup di dunia. Wajar jika manusia yang banyak berbuat kebajikan merasa lebih siap menyambutnya. Karena ia ingin memberi laporan atas keberhasilan kinerjanya kepada pemilik hidupnya. Sebaliknya, manusia yang lebih banyak berbuat berdasar hawa nafsunya, mengabaikan suara Tuhan akan takut menghadapi kematian. Karena beranggapan semua nikmat yang dicecap di dunia akan sirna. Begitu juga pemuasan nafsunya. Sehingga, bagi mereka kematian adalah pemutus kenikmatan. Kalau mereka mempercayai kehidupan setelah kematian, mereka juga sadar bahwa mereka akan menghadap Tuhan dengan rapor merah. Tentu ada konsekuensi bagi manusia berapor merah dan berapor biru.
Dengan mengenal kematian secara lebih lengkap, kita lebih siap menyambutnya. Bukan hanya tahu secara konsep, tetapi juga tahu bekal apa yang harus disiapkan ketika bertemu dengan Tuhan.

Kamis, 31 Maret 2011

Wanita Karir Lebih Menarik? Masak Sih….

Beberapa waktu lalu ada artikel di liputan6 dan yahoo.com yang menyatakan pria lebih tertarik kepada wanita karir. Hal itu berdasarkan survey yang dilakukan oleh perusahaan game internasional Electronic Artsse. Dari penelitian itu diperoleh hasil sekitar 66 persen pria Inggris bernafsu dengan perempuan yang memiliki power dalam pekerjaannya. Jumlah ini meningkat menjadi 71 persen di antara usia 30 tahun hingga 34 tahun.
Jajak pendapat tsb juga mengindikasikan bahwa 18 persen laki-laki mencari patner yang menyenangkan, 14 persen ingin wanita independen yang dapat berdiri sendiri, 9 persen menyukai yang spontanitas.
Pergeseran ‘selera’ ini terjadi di barat. Bagaimana dengan di Indonesia? Yang jelas, tiap pagi kita mendapati banyak perempuan bertebaran di jalan menuju tempat kerja mereka. Fenomena ini sudah menjadi pemandangan biasa di kota besar seperti Jakarta. Bahkan, ada seorang teman laki-laki yang setengah protes bilang begini,” Gila ya, perempuan tersebar merata di seluruh gerbong kereta express. Padahal mereka sudah disediakan dua gerbong khusus wanita. Di gerbong lain, jumlah perempuan juga masih banya.”
Pengguna KRL express AC Bogor Jakarta pagi hari pas jam kerja sebagian besar adalah wanita pekerja. Hal ini menjadi salah satu indikasi, jumlah perempuan yang bekerja di luar rumah kian hari kian bertambah. Peran perempuan tak lagi dibatasi sekat. Mereka tidak hanya berperan di ranah domestik, tetapi juga ikut berkontribusi dalam memberikan kontribusi penghasilan keluarga.
Bagaimana dengan tanggapan suami para perempuan pekerja? Meski bisa dibilang tidak mewakili, tapi ada beberapa pria yang merasa ‘aman’ secara finansial ketika istrinya bekerja. Bahkan, ada seorang teman yang istrinya tidak bekerja, terlihat tidak percaya diri tiap ada yang menanyakan istrinya kerja atau tidak? Dengan nada diplomatis, ia berujar,” Saat ini tidak bekerja, karena mengurus anak di rumah.”
Meski tidak secara eksplisit mengungkapkan ia lebih bangga jika istrinya bekerja, laki-laki tadi berulangkali mengungkapkan istrinya akan bekerja jika anaknya sudah besar. Ia juga kerap mengeluhkan masalah keuangan keluarga yang sepenuhnya ditanggung ia sendirian. Ia juga pernah cerita, karena istrinya tidak bekerja, acapkali diskusi mereka tidak nyambung. Istrinya juga merasa gap dia dengan suaminya kian lebar dalam hal wawasan dan pengetahuan.
Namun, ada teman lain yang bertipe lebih suka istrinya di rumah. Ia kerap menanyakan ke teman-temannya yang istrinya bekerja,” Tidak PD ya dengan satu penghasilan saja?” Pertanyaan itu terasa menyakitkan bagi sebuah keluarga yang penghasilan suami sebagai kepala keluarga pas-pasan. Sementara jumlah anak dan tanggungan banyak. Bagaimanapun, kebutuhan tiap keluarga tidak sama. Meski secara ideal perempuan seharusnya berkonsentrasi dengan urusan domestik tetapi ia tetap bisa mengaktualisasikan dirinya sehingga bisa membantu suami mengisi pundi-pundi ekonomi keluarga.
Nah, bagaimana dengan Anda para pria? Lebih senang istri bekerja di kantor, bisnis di rumah, atau menjadi ibu rumah tangga? Semuanya tergantung kondisi, keadaan, dan selera Anda tentunya.

Cara Sembuhkan Cegukan Pada Bayi

Vera Farah Bararah - wolipop
0 Komentar | Share : .

Dok. Thinkstock
Jakarta - Bayi sering mengalami cegukan setelah minum susu atau makan. Cegukan ini kadang mengganggu si bayi tapi selama bayi tetap merasa bahagia, tersenyum dan dapat makan serta minum dengan baik tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Bayi biasanya mengalami cegukan yang disebabkan oleh menyusui baik dengan ASI, susu formula atau makanan lain. Selain itu penurunan suhu yang dapat menyebabkan seorang bayi kedinginan juga bisa memicu cegukan," ujar Lynnette Mazur, profesor pediatrik dari University of Texas Health Science Center di Houston, seperti dikutip dari Babycenter.

Cegukan adalah salah satu gerakan refleks dari tubuh dan disertai dengan suara yang khas akibat iritasi dari diafragma. Diafragma memainkan peran utama dalam perjalanan respirasi dan proses metabolisme. Diafragma menarik dan mendorong secara teratur yang mengatur masuk dan keluarnya udara selama proses respirasi.

Struktur otot ini akan terganggu fungsinya jika ada sesuatu yang menghambat proses ini baik dari faktor eksternal ataupun internal.

Dikutip dari detikhealth, cegukan adalah suatu kondisi yang tidak menyenangkan dan bisa mempengaruhi orang-orang dari segala usia termasuk bayi yang baru lahir. Cegukan menjadi salah satu masalah yang paling umum dan sering dilaporkan terutama pada bayi di bawah usia satu tahun.

Profesor Mazur menuturkan cegukan merupakan hal yang normal dan wajar bagi bayi, kecuali jika cegukan sampai mengganggu aktivitasnya seperti tidur atau makan. Bayi yang memiliki penyakit gastroesophageal reflux mungkin akan lebih sering mengalami cegukan.

Jika cegukan seringkali menyebabkan bayi menjadi muntah, batuk, sangat rewel atau sangat tidak terkendali hingga bayi berusia lebih dari setahun, maka sebaiknya orangtua memeriksakan hal tersebut ke dokter.

"Sebenarnya jika bayi cegukan tak banyak yang bisa dilakukan orangtua, karena biasanya cegukan ini akan hilang dengan sendirinya. Tapi jangan pernah mencoba menghentikan cegukan dengan cara mengagetkan atau mengejutkannya," ungkap Profesor Mazur.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua untuk membantu menghilangkan atau mencegah cegukan pada bayi, yaitu:

1. Selalu memonitor bayi saat menyusui untuk memastikan bahwa ia minum secara perlahan-lahan.
2. Bayi yang sering bersendawa saat menyusui adalah cara yang efektif untuk menghentikan cegukan.
3. Mengubah posisi menyusui dan mencoba menenangkannya.
4. Memastikan bahwa ibu menyusui atau memberi makan bayinya dalam keadaan tenang dan tidak terlalu bersemangat.
5. Jika bayi cegukan saat minum atau makan, maka cobalah untuk menepuk-nepuk bayi pelan-pelan dan membiarkannya rileks dulu sebelum menyusui lagi.

(ver/ir)

Manfaat ASI yang Tidak Ada di Susu Formula

Vera Farah Bararah - wolipop
0 Komentar | Share : .

Dok. Thinkstock
Jakarta - Saat ini masih sedikit bayi yang bisa mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan. Beberapa bayi justru diberikan susu formula yang terbuat dari susu sapi. Padahal ada banyak kandungan ASI yang tidak ada di susu formula.

Hal pertama yang seorang ibu perlu ketahui adalah kandungan dari susu manusia dan susu sapi itu berbeda. Pada susu sapi kadar proteinnya lebih tinggi yaitu 3,4 persen, sedangkan susu manusia hanya 0,9 persen. Kadar laktosa di dalam susu manusia lebih besar yaitu 7 persen sedangkan di dalam susu sapi sebesar 4,8 persen.

"Karena itu ASI untuk otak dan susu formula untuk otot," ujar dr IGAN Pratiwi selaku Ketua Satgas ASI IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dalam acara seminar tentang Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif Bagi Bayi dalam Mendukung MDGs di Hotel Manhattan, Jakarta, Selasa (29/3/2011).

Dokter yang akrab disapa Tiwi ini menuturkan laktosa sangat penting dalam proses pembentukan myelin otak. Myelin ini berfungsi untuk mengantarkan rangsangan yang diterima oleh bayi. Saat menyusu rangsangan yang diterima oleh si kecil seperti mencium bau ibunya serta mendengar dan merasakan napas sang ibu.

Sedangkan pada susu sapi kandungan yang paling tingginya adalah protein yang berfungsi membantu pembentukan otot karena sapi memang membutuhkan otot yang kuat seperti untuk bergerak atau membajak sawah.

dr Tiwi menuturkan laktosa yang tinggi pada bayi yang baru lahir kadang bisa menyebabkan diare. Tapi kondisi ini merupakan suatu hal yang normal atau fisiologis sehingga ibu tidak perlu menghentikan pemberian ASI.

"Jika diare disebabkan oleh fisiologis, maka berat badannya tidak akan turun. Jadi selama berat badannya tidak berkurang, ibu tidak perlu menghentikan pemberian ASI dan normalnya bayi bisa buang air besar sebanyak 10-15 kali sehari," ungkapnya seperti dilansir detikHealth.

Selain itu AA dan DHA yang terkandung di dalam ASI juga dilengkapi dengan enzim lipase sehingga bisa dicerna oleh tubuh bayi. Sedangkan pada susu formula memang ada AA dan DHA tapi tidak ada enzimnya. Hal ini karena enzim lipase baru dibentuk saat bayi berusia 6-9 bulan.

Manfaat lain dari ASI yang tidak didapatkan dari susu formula adalah kandungan kolostrum yang keluar di awal-awal bayi menyusu. Kolostrum yang keluar saat bayi menyusu mengandung 1-3 juta leukosit (sel darah putih) dalam 1 ml ASI.

"Jadi kalau ada yang bening-bening sedikit yang keluar dari payudara jangan diremehkan, karena itu mengandung leukosit yang bisa bermanfaat membunuh bakteri di dalam tubuh bayi," ujar dokter yang berpraktek di RS Buda Jakarta.

Ia juga mengatakan keberhasilan ibu menyusui untuk terus memberikan ASI pada bayinya sangat ditentukan oleh dukungan dari suami, keluarga, petugas kesehatan, masyarakat serta lingkungan kerjanya.

"Menyusui merupakan suatu proses keseimbangan yang melibatkan tiga orang yaitu ibu, bayi dan ayahnya. Karena itu peran ayah sangat berarti dalam hal keberhasilan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan atau sampai 2 tahun," ujar dr Utami Roesli SpA, MBA, IBCLC.

Karena itu dr Utami menuturkan bahwa seorang ayah juga punya power (kekuatan) untuk menyehatkan anaknya dan berperan dalam proses menyusui (breastfeeding father).

(ver/eny)

Tips Agar Si Kecil Tidak Takut Gelap

Eny Kartikawati - wolipop
0 Komentar | Share : .

Dok. Thinkstock
Jakarta - Tidur dengan lampu dimatikan jadi hal paling menakutkan untuk beberapa anak. Apakah itu termasuk anak Anda? Jika iya, berikut ini tipsnya agar si kecil tidak takut gelap, seperti dilansir eHow:

1. Pastikan pada anak kalau ketakutan yang dirasakannya adalah hal normal. Dengan mengatakan hal itu, anak bisa mulai mengatasi ketakutannya karena sudah berbagi perasaannya.

2. Coba mengobrol dengan anak soal hal apa dari kegelapan yang membuatnya takut. Dengan mengetahui lebih spesifik, Anda bisa lebih mudah membantu anak mengatasi ketakutannya itu. Misalnya saja jika anak takut gelap karena akan didatangi hantu.

Menurut Muhammad Rizal, Psi dari Lembaga Terapan Psikologi UI, seperti dilansir detikHealth, anak kecil sebenarnya tidak mengenal konsep bahwa hantu itu menakutkan, tapi lingkunganlah yang menciptakan konsep tersebut.

Biasanya anak kecil akan takut hantu bila melihat orangtua atau orang-orang di sekitarnya ketakutan dan teriak-teriak saat menonton film atau iklan yang menunjukkan sosok hantu. Oleh karena itu, sebaiknya orangtua memberi contoh perilaku yang benar dengan tidak menanamkan penilaian bahwa hantu itu menakutkan, karena pada dasarnya anak tidak takut dengan hantu.

3. Buat anak merasa aman dan nyaman dengan cara meyakinkannya. Katakan padanya dia aman karena Anda sebenarnya tidur tidak jauh darinya. Jika anak takut monster, yakinkan padanya kalau monster itu tidak ada dan tak akan menyakitinya. Meski awalnya anak belum yakin benar, perkataan Anda itu setidaknya membuatnya sedikit tenang.

4. Tawarkan pada si kecil hal-hal yang bisa membuatnya merasa aman, selain menyalakan lampu tentunya. Misalnya saja dengan menaruh mainan favoritnya. Anda bisa juga menawarkan untuk menemaninya selama beberapa menit, sementara dia mulai tertidur.

5. Jika anak masih tetap takut, Anda bisa menaruh lampu tambahan. Lampu tambahan ini tentunya sinarnya lebih redup ketimbang lampu utama yang Anda matikan saat si kecil tidur. Pastikan tingkat keterangan lampu tersebut aman, sehingga anak tidak membuat anak terbangun. Dengan adanya lampu tambahan ini, rasa takut anak bisa sedikit berkurang.

(eny/hst)

Tips Mencari Pengasuh untuk Si Kecil

Eny Kartikawati - wolipop
0 Komentar | Share : .

Dok. Thinkstock
Jakarta - Cukup banyak ibu bekerja yang mempercayakan anak mereka pada pengasuh. Namun terkadang memilih pengasuh yang benar dan tepat bisa memusingkan. Berikut ini tips bagaimana mencari pengasuh untuk anak, seperti dilansir ehow:

1. Memilih pengasuh anak dengan terburu-buru sangat tidak disarankan. Dalam mencari pengasuh, untuk menemukan yang sesuai hati Anda, perlu waktu dan kecermatan. Lalui semua proses yang harus dilewati dalam memilih pengasuh sebelum mengambil keputusan.

2. Buat daftar pengasuh anak seperti apa yang Anda inginkan. Daftar ini bisa berisi berbagai hal seperti:
- Apakah Anda mencari pengasuh full time atau part time?
- Apakah si pengasuh akan tinggal di rumah atau yang bisa pulang ke rumahnya?
- Apa saja tugas si pengasuh? Apakah dia juga mengurus pekerjaan rumah tangga?
- Berapa gaji yang Anda bisa bayar?
- Berapa umurnya dan bagaimana latar belakang keluarganya?
- Keahlian dan pengalaman apa yang harus dimiliki pengasuh?

Selain hal-hal di atas, mungkin Anda punya daftar sendiri yang bisa ditambahkan. Jika memang pertanyaan yang ada di daftar tersebut adalah syarat wajib Anda untuk si pengasuh, berpegang teguhlah pada itu. Kalau ternyata tidak kunjung menemukan pengasuh yang sesuai daftar tersebut, jangan mudah menyerah.

3. Cari berbagai sumber yang bisa memberikan Anda daftar agensi pengasuh, jika memang Anda berniat mencarinya dari agensi. Jangan berpegang pada satu agensi saja. Daftar agensi ini bisa Anda dapatkan dari teman, internet atau iklan. Pastikan agensi pengasuh itu memang memiliki reputasi yang baik. Galilah informasi sebanyak mungkin soal agensi tersebut.

4. Ketika Anda sudah memilih satu agensi, sekali lagi, banyak-banyaklah mencari informasi tentang agensi itu. Pertama, tanyakan dulu pada pihak agensi tersebut seperti bagaimana mereka memilih pengsuh, prosesnya seperti apa, cara mengecek latar belakangnya bagaimana, berapa lama agensi tersebut sudah berdiri dan pertanyaan lain yang memang Anda rasa perlu tanyakan. Jika agensi pilihan Anda terkesan malas menjawab pertanyaan Anda dan menutup-nutupi, segera cari agensi lain.

5. Setelah akhirnya mendapatkan pengasuh dari satu agensi, jangan buru-buru menerimanya. Wawancara dulu pengasuh tersebut. Tanyakan pertanyaan sesuai daftar yang sebelumnya sudah Anda buat.

6. Khusus untuk latar belakang keluarganya, kalau memang memungkinkan kroscek lagi kebenaran dari pernyataan si pengasuh. Pastikan juga Anda memiliki nomor telepon pihak keluarganya dan foto kopi kartu identitasnya yang masih berlaku.

7. Jika memang diperlukan, buatlah kontrak kerja atau surat perjanjian dengan pengasuh si kecil. Surat perjanjian ini bisa berguna kalau ternyata si pengasuh berbuat macam-macam.

Rabu, 30 Maret 2011

Salah Kirim Sms

Bang sms siapa ini bang….Jiahhh koq mendadak dangdut seperti ini. Pesan pendek atau akrab disebut sms menjadi alat komunikasi kita sehari-hari. Urusan sms, aku sudah beberapa kali dibikin kalang kabut. Apalagi kalau tidak berhubungan dengan salah kirim.
Salah kirim tidak akan terlalu menjadi beban kalau isinya tidak secret alias rahasia atau berkaitan dengan cinta. Nah ini dia masalahnya.
Awal tahun lalu, ada seorang cowok tampan yang mendekatiku. Selain cakep, ia pintar, dan terlihat religious. Dari awal bertemu, tuch cowok memang sudah memperlihatkan ketertarikannya ke aku. Matanya sering mencuri pandang ke arahku. Tadinya aku nggak memperhatikannya. Tetapi gara-gara dilirik terus, mau tak mau aku agak tergoda (lho, maksudnya?). Ini namanya khilaf karena ditaksir makhluk tampan.
Selama pertemuan intens itu kamu kerap ngobrol apa saja. Hingga memunculkan getaran yang kuyakini itu adalah cinta. Karena aku takut dengan hatiku, aku berusaha menghindarinya. Ach, ia datang tak tepat waktu. Saking bingungnya dengan dag dig dug yang memenuhi dadaku, akhirnya kukirim sms saja ke kakakku. Isinya kurang lebih berupa saltingku karena didekati cowok tampan nan rupawan mapan dan beriman. Hahaha panjang banget kelebihannya.
Ternyata, sms itu kutujukan ke belahan jiwaku, my bebe. Begitu sms terkirim, aku shock setengah mati. Oh, no! Bisa perang bharatayudha nanti! Aku kembali membuka is isms untuk meyakinkan diriku kalau ada ‘sabuk pengaman’ di ujung sms. Ya, aku menulis cowok paling tampan dan paling kucintai ya my bebe. Byurrrrr…..seperti ada guyuran air ke hatiku. Tenaaaannggggg…..
Eh, hari ini, senja ini, aku kembali salah kirim sms. Temanya masih di lingkaran cinta, tapi masalahnya beda. Aku biasa menyimpan tulisan puisiku di handphone sebelum kuketik di netbook. Ternyata, karena tidak konsen, puisiku tentang rindu yang sudah rapi jail, bukannya ke-save, malah ke-sent.
Parahnya, aku nggak sadar kalau puisi yang sangat sentimentil dan berbahaya bagi keamanan hati laki-laki itu (lebay) kekirim kepada bapak paruh baya. Awalnya si bapak tampak tak yakin yang ngirim pesan pendek itu aku. Padahal no HPku dikenalnya. Karena belum sadar apa yang terjadi, aku balas santai saja. Aku baru panik saat tahu draft sent smsku.
Oh lalalala tralalala bianglala…..ternyata isinya puisi rindu. Oh, rasanya aku pingin ngumpet di belakang sopir…hahaha. Maklum, saat mengalami tadi aku lagi terguncang-guncang di atas angkutan kota. Akhirnya, aku kirim sms meyakinkan beliau kalau itu tidak sengaja. Aku agak paranoid juga, bukan geer. Sebelumnya, ada kakek-kakek yang pamer segepok uang di bangku bus kepadaku dan menggodaku. Ampun nih aki-aki. Ada juga beberapa bapak-bapak yang sering menggodaku, menjanjikan macam-macam. Mereka dari sisi finansial sudah mapan. Sempat kepikir, emang laki-laki kalau bertambah umur makin jahil dan nakal ya? Untungnya aku nggak nanggepin. Mau dikasih istana kek, gue nggak bakal mau. Kasihan istri mereka yang menjadikan mereka mapan seperti sekarang. Yang cowok muda, ganteng, dan mapan saja dulu gue tolak karena takut dengan kesempurnaannya. Emangnya gue cewek matre? Ih, no way lah yayyyyy….suka naik bajaj dan makan capcay.

Sabtu, 01 Januari 2011

About Discipline in Class

Discipline is an educational concept based in responsibility of the teacher to encourage and maintain appropriate and cooperative behaviors on the part of students in classroom. Discipline also as steps taken by adult to cause student to behave acceptably in school.
Reward usually related to appropriate behavior. Reward is effective only through its associations. Most of reward is similar with discipline student . But reward is not same with discipline student. Because it is also connecting to achievement. Teacher can be identify rewards that makes the children truly enjoy. Consistency in this way is important. So, rewards can be shaped to help child internalize behavioral changes that are not dependent on intrinsic rewards in the future.
Punishment is certainly an option in the overall design of classroom management, and punishment sometimes appears to be the most sensible and meaningful intervention. According to BF Skinner, punishment caused bad feelings and desire for retaliation. Punishment is effective only when it reconditions new responses to the cues for unwanted behavior. Punishment is one of discipline tools to change misbehavior student in the classroom to appropriate behavior. Discipline is a component of classroom management. So, discipline is differ from punishment.
To develop and maintain classroom routines and rules, we can adopt the four contexts of school behavior such as institutional requirements, teacher management requirements, group and peer management requirements, and developmental learning requirements. Institutional requirements may include a dress code, times of arrival and departure, breakfast or lunch procedures, playground rules, parent permission for trips and certain acitivities, codes of behavior in the halls during class transitions, and rules for behavior on school buses or with crossing guards. Teacher management requirement assigned to teacher meet their contractual obligations and the expectations of administrators, other supervisors, parents, and community. Central to meeting these requirements is effective management of an assigned group of students. Group and peer management requirements means the classroom is a social environment, and children learn from each others as well as from their teachers. Developmental learning requirements may include the child-centered approach to management emerges as a central concern. Besides, we can give rewards and punishments to develop and maintain classroom routines and rules.
Positive reinforcement can be provide with social reinforcers, activities and privileges, tangible rewards, and token. Social reinforcers such as approval, praise, attention, or physical proximity. Activities and privileges such as freedom to move around the room, use of special library books, or choice of acitivites at certain times. Tangible rewards such as objects, edibles, or certificates. Tokens to be used in a classroom economy to purchase rewards over time. Positive reinforcement should also consider fairness, spontaneous rewards, and communicate to all students about the ways to get rewards.
In teaching process, teacher likely face conflict in the classroom. When the teacher face conflict, teacher can solve it with several ways. Teacher can analyze the conflict: identifying reasonable class conditions, identifying reasonable student behaviors, analyzing current conditions through observation and accurate description, describing current conditions, targeting and prioritizing specific behaviors for change, selecting and applying intervention strategies, and evaluating and adjusting interventions. Teachers also can use action research as guide in solving their conflict. Teacher can gather data, observe, analyze, and finding out to solve conflict.

References:
www.wikipedia.com
Sudent-Centered Management