Rabu, 30 Maret 2011

Salah Kirim Sms

Bang sms siapa ini bang….Jiahhh koq mendadak dangdut seperti ini. Pesan pendek atau akrab disebut sms menjadi alat komunikasi kita sehari-hari. Urusan sms, aku sudah beberapa kali dibikin kalang kabut. Apalagi kalau tidak berhubungan dengan salah kirim.
Salah kirim tidak akan terlalu menjadi beban kalau isinya tidak secret alias rahasia atau berkaitan dengan cinta. Nah ini dia masalahnya.
Awal tahun lalu, ada seorang cowok tampan yang mendekatiku. Selain cakep, ia pintar, dan terlihat religious. Dari awal bertemu, tuch cowok memang sudah memperlihatkan ketertarikannya ke aku. Matanya sering mencuri pandang ke arahku. Tadinya aku nggak memperhatikannya. Tetapi gara-gara dilirik terus, mau tak mau aku agak tergoda (lho, maksudnya?). Ini namanya khilaf karena ditaksir makhluk tampan.
Selama pertemuan intens itu kamu kerap ngobrol apa saja. Hingga memunculkan getaran yang kuyakini itu adalah cinta. Karena aku takut dengan hatiku, aku berusaha menghindarinya. Ach, ia datang tak tepat waktu. Saking bingungnya dengan dag dig dug yang memenuhi dadaku, akhirnya kukirim sms saja ke kakakku. Isinya kurang lebih berupa saltingku karena didekati cowok tampan nan rupawan mapan dan beriman. Hahaha panjang banget kelebihannya.
Ternyata, sms itu kutujukan ke belahan jiwaku, my bebe. Begitu sms terkirim, aku shock setengah mati. Oh, no! Bisa perang bharatayudha nanti! Aku kembali membuka is isms untuk meyakinkan diriku kalau ada ‘sabuk pengaman’ di ujung sms. Ya, aku menulis cowok paling tampan dan paling kucintai ya my bebe. Byurrrrr…..seperti ada guyuran air ke hatiku. Tenaaaannggggg…..
Eh, hari ini, senja ini, aku kembali salah kirim sms. Temanya masih di lingkaran cinta, tapi masalahnya beda. Aku biasa menyimpan tulisan puisiku di handphone sebelum kuketik di netbook. Ternyata, karena tidak konsen, puisiku tentang rindu yang sudah rapi jail, bukannya ke-save, malah ke-sent.
Parahnya, aku nggak sadar kalau puisi yang sangat sentimentil dan berbahaya bagi keamanan hati laki-laki itu (lebay) kekirim kepada bapak paruh baya. Awalnya si bapak tampak tak yakin yang ngirim pesan pendek itu aku. Padahal no HPku dikenalnya. Karena belum sadar apa yang terjadi, aku balas santai saja. Aku baru panik saat tahu draft sent smsku.
Oh lalalala tralalala bianglala…..ternyata isinya puisi rindu. Oh, rasanya aku pingin ngumpet di belakang sopir…hahaha. Maklum, saat mengalami tadi aku lagi terguncang-guncang di atas angkutan kota. Akhirnya, aku kirim sms meyakinkan beliau kalau itu tidak sengaja. Aku agak paranoid juga, bukan geer. Sebelumnya, ada kakek-kakek yang pamer segepok uang di bangku bus kepadaku dan menggodaku. Ampun nih aki-aki. Ada juga beberapa bapak-bapak yang sering menggodaku, menjanjikan macam-macam. Mereka dari sisi finansial sudah mapan. Sempat kepikir, emang laki-laki kalau bertambah umur makin jahil dan nakal ya? Untungnya aku nggak nanggepin. Mau dikasih istana kek, gue nggak bakal mau. Kasihan istri mereka yang menjadikan mereka mapan seperti sekarang. Yang cowok muda, ganteng, dan mapan saja dulu gue tolak karena takut dengan kesempurnaannya. Emangnya gue cewek matre? Ih, no way lah yayyyyy….suka naik bajaj dan makan capcay.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar