Kamis, 11 Maret 2010

Horeee...Merokok Haram...Yesss!

Mataku berbinar mendengar Muhammadiyah mengeluarkan fatwa rokok haram. Sebenarnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa serupa. Tapi entah kenapa, fatwa itu dianggap angin lalu. Para perokok tetap asyik mengisap asap beracun. Tidak hanya di smoking area, tetapi juga di mana-mana.

Uniknya,hidungku sensitif banget terhadap bau rokok. Jadi, tiap pagi nongkrong nungguin mas kereta datang, aku selalu sibuk pindah bangku. Kadang orang-orang heran melihatku nomaden seperti itu. Padahal aku melakukan itu menghindari orang yang merokok.

Apesnya, tuch kaum perokok kok nggak mau bersatu ya, ngumpul gitu di situ bangku. Kalo gitu kan lebih fair. Saling mengisap asap rokok tetangga. Faktanya, mereka menguasai bangku peron stasiun. Hermannnnn!

Pernah, karena tiap bangku sudah dibook perokok mania, akhirnya aku dapat jatah bangku paling ujung. Mana sepi pula. Kalau sudah begitu, pikiranku langsung horor dech. Takut diculikkkkk....(sok imutttt)

Respons pertamaku, kalau tidak bisa pindah tempat, begitu mendapati orang merokok adalah menutup hidung. Kalau ada masker untung, kadang pakai selampe alias sapu tangan. Ketemu tissue sikat. Kalau tidak ada semuanya, ya pakai tangan.

Terus, kalau perokoknya masih muda, aku biasanya ngomong langsung saja, rokoknya menggangguku. Kalau nggak bisa ngomong, aku pura-pura batuk. Ada juga bapak tua yang tidak peka. Aku sudah batuk, tetap saja asap rokoknya ngebul. Mana dia duduk di depanku lagi. Akhirnya, karena aku gemes, aku batuk dan mulutku kudekatin ke telinganya...hahaha....Huk huk huk huk...

Karena blebekan, telinganya pekak, si bapak turun dari angkot. Yesss! aksiku membuahkan hasil hihihi. Bangga, padahal tuch bapak memang mau turun huuuu.

Intinya, begitu mendapati perokok di dekatku, aku langsung beraksi. Siap-siap mendengar teriakan batukku untuk menandingi asap beracun itu. Awassss! huk huk huk!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar