Sabtu, 13 November 2010

Embun Kebaikan

Kamis pagi (11/11) aku dikejutkan dengan postingan di wall dari seorang teman lama, kawan semasa kuliah di Universitas Indonesia. Selain satu jurusan, kami kerap satu organisasi. Secara garis besar tulisannya sebagai berikut: “Mengenang Susan adalah orang baik yang sering membantu aku. Ia sabar menjelaskan mata kuliah sebelum kuliah dimulai dan sering kurepotkan.”
Kalimat itu membuatku terharu. Aku sendiri sudah lupa, kalau aku sering membantu dia. Nah, yang lebih membuatku luruh adalah komentar teman lain. “Ya, Susan bukan hanya baik, tetapi terlalu baik. Gue sering minta tolong sama dia. Anehnya dia nggak pernah minta tolong sama gue.”
Tak terasa butiran bening mengalir dari mataku. Ada rasa kelegaan ternyata jejakku sebuah kebaikan di mata teman-teman. Kerap aku berpikir apakah keberadaanku memberi manfaat bagi orang lain. Apakah jika aku meninggalkan alam fana ini orang-orang akan merasa lega dan tertawa karena keberadaanku hanya menyusahkan orang lain atau menjadi duka bagi mereka karena hilangnya seorang anak manusia.
Seminggu sebelumnya, aku juga menerima sebuah amplop putih dari seorang teman. Aku bingung, kenapa dia mengirim surat untukku. Ternyata isinya berupa ucapan terima kasih atas kepedulianku kepada keluarganya. Ada sentuhan damai menyapa hatiku kala membaca tulisan tangan itu.
Postingan kawan lama di facebook tentang jejak kebaikan dan amplop surat dari seorang teman seakan embun pagi yang menyegarkan hari-hariku untuk selalu berbuat baik bagi sesama.
Bukankah jika kita menapak tilas dari wejangan nabi, sebaik-baik kita adalah orang yang bermanfaat bagi orang banyak. Ayo kita berlomba menanam kebaikan di ladang kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar