Jumat, 04 September 2009

Mengatasi Stres

Tinggal di kota besar yang sarat kemacetan memicu stres setiap saat. Belum lagi beban pekerjaan, tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga, ibu, dan anggota masyarakat. Tuntutan sebagai makhluk sosial pun kadang menambah tekanan hidup. Nah, bagaimana agar stres yang ada bisa kita kendalikan atau atasi?
-Cari penyebab stres. Jika penyebabnya jalan macet, bukannya hal itu memang kita alami tiap hari. So, jangan terlalu dipikirkan.
-Susun strategi melawan stres. Jika penyebabnya jalanan macet, kita bisa melawannya dengan alternatif kendaraan lain. Tadinya ke kantor memakai bus, mengendarai mobil, atau motor, bisa beralih ke KRL AC Expres.
-Kenali stres yang mudah dan sulit diatasi. Misalnya stres karena jalanan macet termasuk stres ringan. Pasalnya, kita tidak sendirian, orang lain pun mengalaminya. Dan tiap hari kita memang harus bekerja dan menggunakan jalanan. Jadi, berdamailah dengan tipe stres ini. Tipe stres lain adalah omongan kasar atau tidak enak dari teman atau tetangga yang memang terkenal tajam. Anggap saja kita sedang apes atau sial.
-Beri penghargaan diri sendiri. Ada kalanya stres ditimbulkan karena ketiadaan penghargaan dari pasangan, atasan, atau rekan kerja. Jika itu terjadi, anda bisa menghadiahi diri sendiri. Anda bisa memanjakan diri di salon, beli buku, nonton film, dll.
-Selesaikan masalah dengan kepala dingin. Jika pemicu stres disebabkan orang lain, Anda jangan terbawa emosi. Selesaikan masalah kala anda sudah tidak emosi lagi.
-Membagi pekerjaan kepada orang lain. Jika anda stres karena beban kerja terlalu berat, anda bisa membaginya kepada rekan kerja lain. Tentu dibutuhkan pendekatan yang baik agar rekan kita mau membantu pekerjaan kita.
-Seimbang dalam hidup. Jangan terlalu memforsir diri hanya untuk pekerjaan. Seimbangkanlah dengan waktu berkumpul keluarga, sahabat, lingkungan sosial. Selain itu, seimbangkan juga antara pekerjaan dengan waktu beribadah.
-Terima apa adanya. Seringkali stres disebabkan dari pikiran kita. Mungkin target hidup kita belum tercapai, tujuan keuangan belum juga tercapai, target karir belum makin menjauh, merasa tidak mempunyai prestasi. Saatnya anda menerima apa adanya kondisi saat ini. Ini bukan berarti pasrah, tapi lebih menhargai proses yang sedang berjalan.
-Rekreasi. Setelah otak dan fisik kita diforsir untuk belajar dan bekerja, saatnya mengambil cuti untuk outing. Liburan tidak harus keluar kota. Yang penting anda keluar dari rutinitas.
-Salurkan hobi. Mengerjakan hobi bisa membuat kita rileks. Tentunya kita juga tidak boleh kebablasan dalam menyalurkan hobi, terutama jika hobi kita harus mengeluarkan banyak uang. Bisa-bisa, setelah senang, kita kembali stres karena uang kita terkuras untuk membiayai hobi mahal kita.
-Berhenti mencari kesalahan. Aktivitas mencari kesalahan hanya membuat dada kita sesak, ingin marah. Cobalah berhenti mencari kesalahan diri dan orang lain.
-Bebaskan perasaan dengan tertawa, menangis, atau teriak sekencang-kencangnya untuk melepaskan beban atau masalah yang tengah melilit kita.
-Ganti sudut pandang. Jika stres disebabkan jalanan macet, anda bisa merubah mindset berpikir, "Ya memang macet, tapi aku tidak sendiri. Yang lain juga mengalaminya. Kalau yang lain bisa, kenapa aku tidak"
-Mendekatkan diri pada Tuhan. Dengan lebih dekat kepada Tuhan, hati akan tenang. Karena Tuhan yang memberi ketenangan sekaligus memberi solusi atas permasalahan yang kita hadapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar